Pengalaman Tak Terduga di Tengah Malam
Pada Kamis, 7 November 2024, sekitar pukul 03.45 dini hari di Jakarta Barat, saya memutuskan untuk memesan mobil pickup melalui aplikasi Lalamove. Tujuannya sederhana, mengangkut rangkaian bunga dari Jl. Sulaiman ke Menara BCA di Grand Indonesia. tetapi siapa sangka, pengalaman yang seharusnya mudah berubah menjadi salah satu kejadian yang menguji kesabaran saya.
Dari awal, saya sudah merasa was-was. Namun, saya berusaha berpikir positif dan meyakinkan diri bahwa proses ini akan berjalan lancar. Sayangnya, dugaan saya ternyata meleset jauh.
Alasan Tidak Masuk Akal Driver untuk Minta Cancel
Tidak butuh waktu lama setelah saya membuat pesanan, saya menerima panggilan dari driver. Ternyata, driver tersebut mulai memberikan berbagai alasan yang menurut saya agak aneh. Dia menyebutkan ada banyak **potongan besar** dari Lalamove, sehingga dia merasa tidak mendapatkan keuntungan yang cukup.
Tidak berhenti di situ, alasan lain yang lebih absurd muncul. Driver mengatakan di sekitar lokasi tujuan banyak **preman** yang mengharuskan adanya **biaya tambahan**. Dia bahkan meminta saya untuk membayar **argo sebesar Rp120.000** dan biaya preman sebesar **Rp60.000** sebagai tambahan untuk keamanan.
Menolak Biaya Tambahan, tetapi Driver Tetap Minta Cancel
Pada saat itu, saya mencoba untuk bersikap profesional dan memahami situasi. Saya mengiyakan untuk membayar biaya preman yang diminta oleh driver tersebut. Namun, ternyata hal ini tetap tidak membuatnya puas. Driver tetap mengusulkan agar pesanan dibatalkan saja karena menurutnya, biaya aplikasi masih dirasa kurang menguntungkan baginya.
Sebagai konsumen, saya merasa kecewa dengan **layanan yang sangat mengecewakan** ini. Bukankah aplikasi seperti Lalamove seharusnya memberikan kemudahan, bukan justru menambah beban pikiran dengan modus-modus seperti ini? Situasi ini seolah-olah memaksa konsumen untuk membayar lebih banyak atau mengalami pembatalan sepihak.
Modus Driver Lalamove: 1000 Alasan untuk Menghindari Pesanan Aplikasi
Tampaknya, fenomena ini bukan pertama kalinya terjadi di layanan aplikasi transportasi daring. Banyak dari kita yang mungkin pernah mengalami modus serupa, di mana driver memberikan alasan tak masuk akal untuk meminta cancel. Mulai dari biaya potongan yang besar, kondisi lalu lintas yang tidak mendukung, hingga alasan adanya biaya preman seperti yang saya alami.
Sebagai pengguna, saya memahami bahwa driver juga ingin mendapatkan penghasilan yang layak. Namun, ada etika dan aturan yang harus diikuti. Menggunakan **1000 alasan untuk meminta cancel** hanya menambah ketidaknyamanan bagi pelanggan. Konsumen yang sudah menunggu di lokasi pengambilan tentunya tidak ingin merasa dibohongi atau dirugikan.
Saran untuk Lalamove: Tingkatkan Kualitas dan Kepercayaan Layanan
Bagi saya, kejadian ini menjadi pengalaman berharga untuk lebih berhati-hati saat menggunakan layanan serupa. Saya berharap Lalamove bisa lebih ketat dalam memantau perilaku driver di lapangan. Pengguna seperti saya tentu ingin merasakan **layanan yang tepercaya** tanpa adanya modus-modus yang justru merugikan.
Beberapa hal yang mungkin bisa dipertimbangkan oleh Lalamove, antara lain:
1. Memberikan transparansi yang lebih jelas terkait potongan biaya bagi driver.
2. Menyediakan mekanisme untuk melaporkan driver yang meminta cancel tanpa alasan jelas.
3. Menjaga **keamanan dan kenyamanan konsumen** dengan memastikan tidak ada biaya tambahan yang tidak wajar.
Pelajaran dari Pengalaman Pribadi
Melalui pengalaman ini, saya belajar bahwa sebagai konsumen, kita harus tetap berhati-hati dan siap menghadapi segala kemungkinan. Semoga pengalaman ini bisa menjadi pengingat bagi siapa saja yang sering menggunakan layanan transportasi daring. **Layanan yang memuaskan adalah hak konsumen**, dan seharusnya penyedia aplikasi menjaga kualitas serta kepercayaan dari pelanggan.
Jadi, bagi teman-teman yang mungkin akan menggunakan layanan serupa, pastikan selalu teliti dan waspada terhadap segala kemungkinan. Jangan ragu untuk memberikan ulasan dan melaporkan jika mengalami kejadian yang tidak menyenangkan. **Kualitas layanan harus menjadi prioritas utama** bagi setiap penyedia layanan agar konsumen merasa aman dan nyaman dalam setiap transaksi.